Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Friday, March 25, 2016

Hidayah Lewat Media Film

 Ada yang tahu film MaMa CaKe ? 
Film ini dirilis tahun 2012 bergenre drama komedi yang disutradai oleh Anggy Umbara, Mungkin di antara kalian semua sudah tahu dan sudah pernah menonton film ini, tapi kemungkinan masih bayak orang juga yang belum tahu dan belum pernah menonton film ini. Bagi kalian yang kebetulan belum pernah menonton film ini, sangat disarankan untuk menontonnya. Kenapa ??
Karena Film ini salah satu film Indonesia yang berkualitas, di dalamnya banyak ilmu yang disampaikan dan pesan moral yang tersurat maupun tersirat yang bisa kita dapat dari film ini. Meskipun tergolong film drama komedi, isi dari cerita film Mama Cake tergolong sangat serius dan bahkan condong ke arah religius. Disini penonton akan kembali diingatkan mengenai budaya Timur khas Indonesia dan kewajiban kita sebagai umat beragama tanpa berkesan menggurui melalui simbol-simbol yang sisipkan oleh sutradara. Dua hal tersebut tanpa disadari sering ditinggalkan seiring berkembangnya pola pemikiran manusia modern saat ini.
Secara keseluruhan, film Mama Cake sangatlah layak untuk ditonton karena mampu menggambarkan realita kehidupan masyarakat Indonesia pada saat ini. Setelah menonton film ini, penonton nantinya akan dapat memperkaya diri dari segi visual dan pesan moral yang terdapat di dalamnya. Inti dari semua itu adalah
film ini bukan hanya sekedar tontonan hiburan semata, namun bisa menjadi tuntunan bagi yang menontonnya.
"kalo lu berdua percaya sama Teori Darwin, berarti lu ga percaya sama Tuhan, manusia pertama tuh Adam, bukan monyet nenek moyang kita..." rangkaian kalimat ini adalah potongan percakapan/dialog antara Rakha, Rio dan Wily. Nah loh,, begitulah  ilmu pengetahuan bilamana tidak didasari oleh keimanan, sering manusia terpedaya oleh ilmu pengetahuan dan dogma-dogmanya, maka dari itu sebelum isi otak kita terlebih dulu isi hati kita oleh iman, ada jaminan seseorang akan berakhlaq.
Manusia   berakal   dan   mempunyai   kesanggupan   mempergunakan   akal   atau pikirannya, akan takjub bila memperhatikan alangkah luasnya alam semesta (bumi dengan segala isinya) yang menyerupai suatu bola besar (dunia) dengan keliling ±40.000 km, dan matahari yang besarnya ±1.250.000 x besarnya bumi. Bumi dikelilingi oleh berpuluh puluh  planet  dan  berjuta  –   juta bintang   yang   berjalan sistematik di ruang angkasa raya. Semua itu adalah hal – hal maha besar bagi akal dan pikiran manusia. Bila pengetahuan itu kita renungi tanpa terhalangi oleh berbagai pikiran apapun, pasti akal dan pikiran manusia mendesak timbulnya pertanyaan : Siapakah yang menciptakan itu semua ? Siapakah yang mengaturnya itu semua ? Tidaklah mungkin bila semua itu terjadi dengan sendirinya. Semua   itu   pasti  ada   yang   menciptakan  dan  mengaturnya.  Pastinya   lagi   yang melakukan itu semua bukanlah manusia, atau apapun yang kita kenal di dunia ini, melainkan suatu Dzat Yang Maha Besar jauh lebih besar daripada bumi, bulan atau matahari. Lebih   besar   dari   apapun   yang   pernah   manusia   ketahui.   Dzat   yang menciptakan dan yang mengatur ini dinamakan Tuhan, Allah Yang Maha Besar. Allahu Akbar.
Firman Allah surat Al - Baqarah 1 : 21,22 ;
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang - orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparanmu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah - buahan sebagai rezeki untukmu, karena   itulah   janganlah   kamu   mengadakan   sekutu   bagi   Allah,   padahal   kamu mengetahui.”
Cari tahu... klik gambarnya !

Teori Darwin Vs Teori Harun Yahya

Charles Robert Darwin (lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, 12 Desember 1809 – meninggal di Downe, Kent, Inggris, 19 April1882 pada umur 72 tahun) adalah seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya.
Adnan Oktar (lahir pada tahun 1956 di Ankara, Turki), juga dikenal sebagai Harun Yahya (diambil dari nama nabi Harun dan Yahya) atau Adnan Hoca, adalah seorang penulis dan kreasionis Islam. Ia merupakan penentang teori evolusi, Darwinisme dianggapnya sebagai sumber terorisme.


Teori Darwin menjelaskan bahwa evolusi makhluk hidup terjadi melalui mutasi dan seleksi alam. Setiap makhluk hidup bersaing dalam lingkungannya untuk tetap hidup dan melestarikan populasinya. Di sisi lain, teori tersebut menunjukan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Darwin pula menyimpulkan bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk hidup mirip kera, yang dijelaskan berawal dari species Pilopithecus yang berevolusi hingga menjadi  Homo Sapiens.
Teori ini memberi perspektif imajinatif terhadap asal-usul manusia, yang menyimpulkan bahwa manusia dan kera berhubungan sebagai suatu keturunan yang sama dari satu spesies. Tetapi, teori evolusi manusia Darwin kurang sesuai dengan pemahaman agama yang jelas menyebutkan bahwa manusia adalah satu spesies utuh dari awal penciptaannya. Tidak mungkin ada hubungan kekerabatan yang terjalin antara dua spesies; manusia dan kera.
Teori Harun Yahya menjelaskan bahwa setiap makhluk hidup telah didesain sedemikian rupa oleh Sang Desainer, yaitu Sang Pencipta. Setiap jenis makhluk yang telah diciptakan tidak bisa berubah, tidak berkerabat satu sama lain, dan diturunkan dari leluhur yang sama. Jelas menyanggah teori Darwin mengenai seleksi alam yang dapat menimbulkan suatu spesies baru.
Manusia hanya berasal dari satu keturunan yaitu Adam dan Hawa. Bukan berasal dari kera. Dan makhluk-makhluk mirip kera lainnya. Hal ini ditunjukkan melalui perbedaan struktur tulang dan otot dari berbagai temuan yang dijelaskan Harun Yahya. Meskipun teorinya bersifat kreasionis.
Harun Yahya memandang bahwa Darwinisme sebagai terorisme. Hal ini terlihat dari beberapa tulisannya yang berusaha mematahkan teori-teori Darwin melalui fakta-fakta penciptaan yang ditulis dalam bukunya. Teori Darwin menurutnya memberikan pemikiran materialistis terhadap alam semesta. Juga berusaha memberikan suatu pandangan bahwa alam ini tidak hanya bersifat materiil tetapi juga memiliki sisi spiritual yang harus diilhami oleh setiap umat beragama.
Perbedaan yang terlihat, jelas konsep Harun Yahya menentang konsep Darwin. Harun Yahya memberikan suatu perspektif kreatif bahwa makhluk hidup diciptakan dengan desainnya masing-masing oleh Sang Pencipta. Setiap manusia diberikan kelebihan dan kekurangan adalah konsep manusia yang disampaikan oleh Harun Yahya. Tetapi konsep Darwin menjelaskan bahwa antara manusia dan kera memiliki hubungan kekerabatan. Secara tidak langsung konsep Darwin menunjukkan bahwa tidak ada batas yang jelas antara manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal inilah yang ditentang oleh Harun Yahya. Manusia memiliki martabat yang lebih baik daripada hewan. Memiliki suatu kelebihan yang jelas membedakan antara manusia dan hewan, yaitu akal.
Pada akhirnya, semua jawab dari pertanyaan manusia kembali kepada-Nya, Sang Desainer, Sang Pencipta yang Maha Tahu. Asal-usul manusia yang disampaikan oleh kedua tokoh tersebut kembali kepada pembacanya menjadi seperti apakah manusia selanjutnya. Apakah manusia menjadi sama saja seperti hewan, ataukah harus menjalani hakikatnya sebagai manusia yang utuh.

Tuesday, March 15, 2016

Film Pilihan Orang tua


Dalam islam terdapat banyak sekali cara mendidik anak, sebagai orang tua wajib bagi kita untuk senantiasa mengajarkan pendidikan kepada anak sejak kecil. Memberikan suri tauladan yang baik di depan anak- anak membuat anak akan tumbuh menjadi seorang yang sholeh dan sholehah. Dan kenalkanlah anak mengenai ajaran Islam sejak dini serta mengenalkan ibadah- ibadah dalam Islam yang wajib dilaksanakan.

Selain memberikan suri tauladan yang baik di depan anak- anak, cara lain yang dapat diterapkan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang sholih dan sholihah sesuai dengan tuntunan agama Islam adalah dengan mengenalkan anak mengenai ajaran Islam sejak dini. Dalam pelaksanaannya, mungkin akan terasa sulit bagi anak untuk mencerna secara mendalam mengenai apa itu Islam, mengingat usia mereka masih tergolong anak- anak, untuk itulah dalam hal ini hendaknya orang tua mulai mengenalkan agama Islam dengan memberikan contoh- contoh ringan seperti membacakan kisah- kisah nabi, menceritakan kisah- kisah Islam yang dikemas khusus untuk anak- anak sehingga akan lebih mudah bagi mereka untuk mencerna Islam dengan cara yang lebih luwes dan sejalan dengan pola pikir mereka yang masih lugu.
Selain mengenalkan Islam sejak dini, wajib hukumnya bagi orang tua untuk mengenalkan ibadah- ibadah dalam Islam yang wajib dilaksanakan, seperti mengerjakan sholat. Untuk membiasakan anak mengerjakan sholat sejak dini dapat dilakukan dengan cara mengikutkan anak sholat berjamaah bersama kedua orang tua di rumah atau mengajak anak untuk sholat berjamaah di masjid selama anak dapat diatur dan tidak mengganggu kekhusyukan dalam beribadah.

Anak-anak pada prinsipnya adalah "the great imitator", mereka akan cepat meniru apa yang mereka lihat, baik langsung ataupun lewat televisi. Apa saja yang muncul di layar TV akan menancap di pikiran anak tersebut dalam waktu yang lama. Kemampuan menyerap dan meniru yang sebenarnya sangat baik pada anak-anak ini sayang sekali kalau banyak dipakai untuk menyerap hal-hal yang tidak baik lewat tontonan televisi kegemaran mereka yang tidak terseleksi. Oleh karena itu, di sinilah peran penting orang tua harus bisa selektif dalam upaya memilih tontonan yang baik untuk anak-anaknya, bukan hanya baik tapi mendidik, sehingga tontonan yang dilihatnya menjadi tuntunan pada dirinya.

Untuk ayah / bunda yang mencari tontonan yang baik dan mendidik buat putra-putri nya silahkan di

Thursday, March 10, 2016

Sensasi Gerhana

Fenomena alam Gerhana Matahari Total yang terjadi kemarin, hendaklah dijadikan sarana sebagai tontonan sekaligus tuntunan. Gerhana matahari kali ini berbeda dengan  fenomena langka yang juga terjadi 33 tahun silam “Tahun 1983 masyarakat takut kepada gerhana sehingga lebih memilih bersembunyi di rumah, namun saat ini gerhana sudah menjadi tontonan yang menghibur bagi masyarakat, tapi perlu diingat tontonan ini memerlukan tuntunan agar kita bisa melihat gerhana dengan aman, nyaman, dan tertib”. Perubahan pandangan terhadap gerhana ini dikarenakan akses informasi yang semakin terbuka luas “Dulu masyarakat takut karena masih minim informasi yang benar mengenai Gerhana, dengan kemajuan teknologi, informasi yang benar semakin bisa diakses sehingga masyarakat paham mengenai fenomena alam ini sehingga mampu mengambil hikmah serta bersyukur kepada Tuhan”.

Hikmah dibalik fenomena alam tersebut tentu sangat banyak, dari sisi sensasi dan komersialisasi, tentu ini lahan pariwisata yang cukup potensial. Begitupun dari sisi ilmu pengetahuan manusia, peristiwa gerhana menginspirasi banyak ilmuwan untuk lebih tertantang mengetahui efek fenomena tersebut terhadap kondisi bumi dan mahluk didalamnya. Akan tetapi hal utama yang tidak boleh dilupakan adalah menyikapi peristiwa tersebut dengan kacamata religiusitas, dengan kecerdasan spiritual. Karena betapapun, Ilmu pengetahuan dan Teknologi (Iptek) harus berbasiskan Iman dan Takwa (Imtak) untuk keselamatan dan kemaslahatan kehidupan umat manusia di permukaan bumi ini. Teladan karakter profetik, yakni perilaku para Nabi berabad silam, seharusnya semakin melekat di kalangan umat beragama dalam menyikapi berbagai fenomena alam tersebut. Tanda Kebesaran Allah ALLAH Subhanahu wa Ta'ala mempergilirkan siang dan malam dengan memerintahkan peredaran matahari dan bulan, yang terus beredar dalam garis edar (orbit) yang seimbang sesuai sunnatullah. Semua diciptakanNya secara teratur dan terukur sesuai qadar. "Tidak mungkin matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak mendapatkan siang dan masing-masing beredar mengikut garis edarnya”. (TQs Yasin ayat 40). "Matahari dan bulan beredar mengikuti perhitungannya"( TQs Ar-Rahman ayat 5). Allah tunjukkan KemahakuasaanNya sekaligus mengingatkan hamba-hambaNya bahwa kondisi siang dan malam itu niscaya tidak ada, jika Allah berkehendak mengubah atau bahkan menghentikannya, Dia dengan sangat mudah bisa saja menjadikan waktu siang terus menerus atau malam terus menerus hingga waktu yang ditentukan. Karena itulah Allah ingatkan dalam Al-Qur'an agar manusia tidak menyombong-nyombong kan ilmunya terkait gerhana, apalagi memandang takjub peristiwa gerhana, tetapi melupakan siapa yg sesungguhnya menciptakan bulan dan matahari. Itulah yg terjadi jika ilmu tidak didasari oleh iman. Dalam QS Fusshilat 37


وَمِنْ آيَاتِهِ الَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚلَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ



"Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah".


Pengetahuan lewat tadabbur alam telah jelas, maka wajar jika Rasulullah shalallahu alaihi wa Sallam perintahkan agar umat Islam lebih utamakan melakukan serangkaian amal-amal yang jauh lebih bermanfaat ketimbang sekedar menjadikan peristiwa gerhana sebagai tontonan belaka. Amalan-amalan utama tersebut adalah bertakbir, berdo'a, sholat gerhana dan bersedekah. Dalam hadits dari Aisyah radhi Allahu ‘anha tentang gerhana matahari, Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda, “Sesungguhnya gerhana matahari dan gerhana bulan tidak terjadi karena kematian seorang manusia atau kelahiran seorang manusia. Maka jika kalian melihat gerhana, berdoalah kalian kepada Allah, bertakbirlah, sholatlah, dan bersedekahlah !” (HR. Bukhari dan Muslim). Perhatikan bahwa 75 % atau 3 dari 4 amalan yang dianjurkan Nabi, lebih ditujukan dalam rangka "Hablum Minallah" (Berdoa, Bertakbir, Sholat) atau memfokuskan diri pada hubungan vertical atau kecerdasan spiritual, dan hanya 1 amalan saja (25 %) yakni sedekah. Yang dianjurkan untuk ruang "hablum minannaas"- hubungan horizontal, sebagai ibadah sosial, yakni sedekah. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam seolah ingin mengingatkan umat Islam pada momen gerhana itu, bersegeralah kita kepada Ampunan Allah melalui berbagai kebaikan, yang "siapa tahu" itu adalah ladang pahala kita yang terakhir. Allah mampu gelap kan bumi dalam sekejap dan jadikan terang dalam sekejap. Itulah esensi hikmah yang sebenarnya dalam peristiwa gerhana kemarin, sehingga sebagai orang-orang muslim jangan sampai ikut-ikutan seperti orang-orang kufur yg hanya menjadikan peristiwa gerhana kemarin hanya sebagai tontonan hiburan saja.

Karena itu, sikap umat manusia yang beriman pada setiap peristiwa alam semisal gerhana adalah utamakan esensi nya, bukan sensasi nya, prioritaskan tuntunan nya, bukan tontonan nya.