Hampir semua umat Islam di seluruh dunia, pernah mendengar kisah Qarun. Ia adalah seorang yang sangat kaya raya, dan hidup sezaman dengan Nabi Musa AS. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, Qarun adalah anak dari paman Musa. Kisah Qarun ini secara lengkap dapat dilihat dalam surah al-Qashash [28] ayat 76-82.
Qarun adalah kaum Nabi Musa, berkebangsaan Israel, dan bukan berasal dari suku Qibthi (Gypsy, bangsa Mesir). Allah mengutus Musa kepadanya seperti diutusnya Musa kepada Fir'aun dan Haman. Allah telah mengaruniai Qarun harta yang sangat banyak dan perbendaharaan yang melimpah ruah yang banyak memenuhi lemari simpanan. Perbendaharaan harta dan lemari-lemari ini sangat berat untuk diangkat karena beratnya isi kekayaan Qarun. Walaupun diangkat oleh beberapa orang lelaki kuat dan kekar pun, mereka masih kewalahan.
Dia menggunakan harta ini kesalahan, kelaliman dan permusuhan dan rasa takut orang. Hal ini adalah bencana dan bencana bagi orang-orang kafir dan orang-orang lemah di antara bani Israel. Dia tampak dalam hartanya, harta benda dan anak-anak Israel terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok orang-orang yang beriman kepada Allah dan lebih mengutmakan apa yang ada pada sisi-nya.
Karena itu mereka tidak terpedaya oleh harta Qarun dan tidak berangan-angan ingin memilikinya. Bahkan mereka memprotes kesombongan, kesesatan dan kerusakannya serta berharap agar ia menafkahkan hartanya di jalan Allah dan memberikan kontribusi kepada hamba-hamba Allah yang lain.Adapun kelompok kedua adalah yang terpukau dan tertipu oleh harta Qarun karena mereka telah kehilangan tolok ukur nilai, landasan dan fondasi yang dapat digunakan untuk menilai Qarun dan hartanya. Mereka menganggap bahwa kekayaan Qarun merupakan bukti keridhaan dan kecintaan Allah kepadanya. Maka mereka berangan-angan ingin bernasib seperti itu.
Qarun mabuk dan terlena oleh melimpahnya darta dan kekayaan. Semua itu membuatnya buta dari kebenaran dan tuli dari nasihat-nasihat orang mukmin. Ketika mereka meminta Qarun untuk bersyukur kepada Allah atas sedala nikmat harta kekayaan dan memintanya untuk memanfaatkan hartanya dalam hal yang bermanfaat,kabaikan dan hal yang halal karena semua itu adalah harta Allah, ia justru menolak seraya mengatakan "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku"
Satu hari, untuk datang kepada kaumnya dalam kemegahannya dan merasa bangga, sombong dan congkaknya. Akan jatuh ke hati dan silaulah visi mereka dan berkata, " mari kita berharap bahwa kami telah memberikan seperti apa yang telah diberikan kepada karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar." Tapi bagi orang-orang yang telah diberi ilmu memberikan konsultasi orang-orang yang tertipu dan berkata: " Aduhai, celakalah kamu kecelakaan, pahala allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh...."
Berlakulah sunnatullah atasnya dan murka Allah menimpanya. Hartanya menyebabkan Allah murka, menyebabkan dia hancur, dan datangnya siksa Allah. Maka Allah membenamkan harta dan rumahnya kedalam bumi, kemudian terbelah dan mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia beserta harta yang dimilikinya dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorangpun yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu, tidak bermanfaat harta kekayaan dan perbendaharannya.
Ketika Bani Israel melihat terjadi bencana dan harta karun nya bertambahlah iman mereka, orang-orang yang beriman dan kesabaran. Adapaun orang-orang yang berkhianat dan tidak pernah bermimpi seperti Qarun, akhirnya mengetahui kebenaran dan membuka hati-hati, lalu mereka memuji Tuhan untuk tidak memiliki nasib seperti Qarun. Mereka berkata, " Ya Allah, benar rezeki bagi siapa yang dia kehendaki dari hamba-hamba-nya dan menyempitkannya; kalau allah tidak memberikan karunia-nya kepada kami benar-benar dia telah dikuburkan kami (saja). Aduhai terucap, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (Nikmat Allah)."
No comments:
Post a Comment