Renungan

 
Banyak orang tua menjadikan televisi (TV) sebagai "alat penjinak" anaknya yang masih kecil, agar dapat duduk tenang dan tidak rewel, sehingga dapat mengerjakan kegiatan lainnya (rutinitas dan kesibukannya sendiri). Tidak disadari, jika acara yang disaksikannya itu tidak sesuai dengan untuk usia mereka. saat itu sebenarnya orangtua sedang meracuni kepribadian (moral) anak-anaknya. Mengapa dikatakan racun ? karena pengaruh dari tayangan negatif seperti pornografi, sadisme/kekerasan, atau sinetron penuh intrik dendam akan ditiru oleh anak-anak dan akan sulit dihilangkan. Tayangan kriminal, kekerasan, penculikan serta pembunuhan, mistik/penampakan akan mempengaruhi kepribadian anak-anak saat dewasa bahkan sampai tua nanti. Mereka akan terbiasa dengan kejahatan atau mereka menjadi penakut/phobia di mana mereka takut ke dapur, tidur atau ke kamar mandi sendirian. Mereka takut terbayang sosok setan yang pernah ia saksikan di tv. Memang terdapat beberapa kartun yang menokohkan anak lucu, beruang, kucing dan tikus, namun dibalik kelucuan film kartun tersebut ada upaya untuk mencari cara untuk saling menyakiti satu dan yang lainnya.

Hasil penelitian di Universitas Meisure, Amerika Serikat disimpulkan bahwa sepertiga kekayaan hidup manusia didapat dari kalimat-kalimat yang pernah didengarnya ketrika berusia 3 tahun. Psikologi ternama, Rose Cambell mengatakan bahwa 80% pembentukan moralitas seorang anak terbentuk sebelum usia 5 tahun sedangkan kepridiannya terbentuk pada usia 7 tahun. Dua penelitian tersebut menyimpulkan bahwa APA YANG DIDENGAR DAN DILIHAT  pada masa anak-anak merupakan cikal bakal terbentuknya sikap dan tingkah laku anak di masa berikutnya. Jika nilai-nilai yang diterima itu positif, maka kepribadiannya pun akan bernilai positif pula (membawa kebaikan). Mungkin kita tidak pernah mengajarkan mereka cara menghardik dan membuli, tapi perlu diingat, TV bisa menjadi mimbar setan yang siap mengajari anak kita nonstop 24 jam.
Menurut Prof. Sarlito W. Sarwono, psikolog yang mencurahkan waktu untuk meneliti dampak TV pada anak mengatakan, tayangan kekerasan (baik kartun maupun laga dewasa) setidaknya menimbulkan tiga dampak negatif pada anak, yaitu :
Pertama : Timbulnya rasa takut dan perilaku kekerasan dalam kepribadiannya
Kedua    : Menumbuhkan sikap pemalas sehingga mengurangi perhatian dan minat belajar
Ketiga    : Peniruan, apapun yang akan dilihat dan didengar akan cepat ditiru oleh anak-anak

Meskipun demikian, diakui bahwa TV telah memperluas cakralawa pemirsanya dengan menyuguhkan pelajaran dan pendidikan. Ada beberapa tanyangan televisi yang berdampak positif namun kebanyakan tayangan yang sekarang ada membawa dampak dan pengaruh negatifnya itu lebih besar. Kebanyakan keluarga/orangtua mengalami kesulitan ketika harus memilih siaran tv yang cocok untuk ditonton oleh anak-anak, mereka mengatakan bila anak-anak menonton tanpa pengawasan, hal itu sama saja mengundang orang asing berjam-jam setiap hari di dalam rumahnya.
Di sinilah dituntut kejelian orangtua memilihkan acara TV yang sesuai untuk anggota keluarga. Kapan TV boleh dinyalakan dan kapan harus dimatikan. Acara apa saja yang layak untuk ditonton dan mana yang terlarang. Orang tua harus tegas sebelum terlambat membentuk kepribadian putra-putri nya. Orangtua juga harus konsisten dengan peraturannya agar tidak dinilai main-main oleh mereka.
Keluarga, sebagai lembaga pendidikan anak mempunyai peranan penting, terutama dalam menciptakan generasi-gnerasi tangguh pembela dienullah (ISLAM). Pembinaan keluarga yang baik akan menempatkan ajaran-ajaran Islam sebagai landasan dan rujukan. Selain mengenalkan dan mengajarkan Islam sdini mungkin, juga menjadikan Islam sebagai keyakinan hidup, pengendalian akhlak, sekaligus menjadikan alat kontrol atas setiap tindakan yang akan dilakukan.
Dienullah Islam akan bersifat preventif dan konstruktif bagi akhlak anak-anak. Hal ini dap[at terjadi manakala Akidah Islam masuk ke dalam pribadinya. Untuk itu menyiasdati/memilihkan tontonan di telivisi yang sarat dengan nilai-nilai akidah Islam.

Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang musyrik.” Lalu seorang laki-laki bertanya: “Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau kalau anak itu mati sebelum itu?” Beliau menjawab: “Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan.”

No comments:

Post a Comment